The Tragedy
Semua tampak hening. Sorak sorai para suporter tim merah
putih pun diam seketika. Semua mata tertuju pada orang-orang yang panik masuk
kedalam ruang ganti tim Indonesia. Komentator yang tadi semangat untuk
mengomentari jalannya pertandingan terdiam. Hanya terdengar deru nafasnya yang
memburu. Tarikan nafasnya terdengar sangat kaget dan shock.
“Fay. . ayo Fay ke
ruang ganti!” kata Wiranto menarik lengan Fay.
Fay yang dari tadi terhenyak dengan semua peristiwa yang
terjadi tersadar dengan tarikan lengan Wiranto.
“uhh.. ngg... ya...” bisiknya.
Wiranto dan Fay menembus kerumunan orang yang ada. Fay
terlihat pasrah dengan semua yang terjadi. Wiranto mengelus wajah Fay dengan
lembut dan mendekapnya sembari mengalingkan orang-orang yang menghalangi jalan
kelar mereka.
Sebuah sapuan hangat terasa mengalir dari sudut mata Fay. Dia
menangis.
“Nto, Arief... kenapa Arief nggak ngomong ke gue?” katanya
lirih.
Wiranto menghentikan langkahnya. Dia melirik Fay. “awalnya
dia juga gak ngomong ke gue, Fay... dia ngomong ke gue kemarin pas selesai
latihan terakhir.” Jawab Wiranto.
Fay terdiam. “gue harap, lo hapus air mata lo. Lo mau
disebut cengeng sama Arief?” kata Wiranto sambil menyeret lengan Fay dan
kembali berjalan menuju keluar stadion.
Posted by
Dark Romeo